
“Aktor Nicholas Saputra Kembangkan Sekolah Film Alam Terbuka di Sumatera Barat”
Padang, 16 Juli 2025 — Aktor kenamaan Indonesia, Nicholas Saputra, kembali membuat gebrakan di dunia seni dan pendidikan. Tidak hanya dikenal melalui perannya sebagai Rangga dalam film legendaris “Ada Apa Dengan Cinta”, Nicholas kini memfokuskan energi dan investasinya dalam dunia pendidikan visual melalui proyek terbarunya: Sekolah Film Alam Terbuka (SFA) di lereng Gunung Singgalang, Sumatera Barat.
Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara rumah produksi yang ia dirikan, Tanah Surga Films, dan beberapa NGO pendidikan dan lingkungan seperti Green Cinema Asia dan Pendidikan Untuk Negeri. Sekolah ini digagas sebagai alternatif pendidikan film yang tidak terkungkung oleh tembok ruang kelas, melainkan memanfaatkan alam sebagai sumber inspirasi dan ruang praktik.
Visi: Film sebagai Alat Ekspresi & Konservasi
Dalam konferensi pers yang digelar di Padang, Nicholas menyampaikan bahwa sekolah ini bertujuan memberikan akses kepada generasi muda di daerah terpencil untuk belajar sinematografi, narasi visual, dan storytelling dengan pendekatan ekologi dan budaya lokal.
“Banyak cerita dari desa dan alam kita yang belum tereksplorasi. Sekolah ini ingin membekali anak-anak muda agar mereka bisa menjadi pencerita visual tentang kampung halaman mereka sendiri, dengan alat yang sederhana tapi berdampak besar,” ungkap Nicholas.
Program ini menawarkan kelas dokumenter, video pendek, hingga penulisan naskah fiksi, semuanya berbasis pada pengalaman langsung. Peserta diajak tinggal bersama komunitas adat, mendokumentasikan kehidupan sehari-hari masyarakat, ritual budaya, dan perubahan lanskap akibat perubahan iklim.
Tenaga Pengajar dan Kurikulum
Sekolah ini mendatangkan tenaga pengajar dari berbagai latar belakang: sineas, jurnalis, antropolog visual, dan aktivis lingkungan. Beberapa di antaranya adalah:
- Mouly Surya (sutradara film)
- Teguh Raharjo (editor dokumenter)
- Siska Yuliastri (etnografer visual)
Kurikulum dibagi dalam tiga fase: Pengenalan Visual, Eksplorasi Budaya dan Lingkungan, serta Produksi Film Kolektif. Peserta terbaik akan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi film di universitas mitra dalam dan luar negeri.
Dampak Sosial dan Ekonomi Lokal
Selain aspek pendidikan, keberadaan sekolah ini juga memberi dampak ekonomi lokal. Warga desa terlibat dalam menyediakan homestay, konsumsi, dan pelatihan keterampilan untuk logistik produksi. Beberapa pemuda desa bahkan mulai menjadi kru lokal untuk syuting dokumenter dan video YouTube yang kini mulai dikenal di platform digital.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyatakan dukungan penuh terhadap proyek ini, dan berencana mereplikasi konsep serupa di kawasan Danau Maninjau dan Mentawai.
Penutup: Peran Selebriti dalam Edukasi
Langkah Nicholas Saputra ini menandai pergeseran peran selebriti Indonesia yang tak hanya menjadi ikon hiburan, tetapi juga agen perubahan sosial. Dengan pendekatan yang berkelanjutan dan partisipatif, Sekolah Film Alam Terbuka menjadi bukti bahwa seni dan pendidikan dapat bersatu untuk menyuarakan narasi lokal dan merawat alam Indonesia.
Nicholas telah membuktikan bahwa menjadi selebriti tak hanya soal sorotan kamera, tapi tentang bagaimana menggunakan pengaruh untuk menginspirasi, mengedukasi, dan membangun masa depan yang lebih baik.
Kategori
- AkTOR
- Alam
- Balapan
- Beasiswa
- Berita Viral
- Bisnis
- Budaya
- Bunga
- Chef
- Dampak
- Daur Ulang
- Diplomasi
- Diplomasi
- Duka
- E-Sports
- Ekonomi
- Energi
- Eskalasi
- Finansial
- Game
- GameMobile
- GameRPG
- GayaHidup
- Global
- Gunung
- Hewan
- Hiburan
- Hidup Sehat
- Hujan
- Hukum
- Hukum Kriminal
- Iklim
- Insiden
- Internasional
- Investasi
- Kasus
- Kesehatan
- Klarifikasi
- Kriminal
- Liga Spanyol
- Mahasiswa
- Masakan
- Motogp
- Musisi
- Nasional
- Olahraga
- Pasangan
- Pengelola
- Prestasi
- Selebriti
- Sepak Bola
- Sport
- Tarif
- Tragis
- Transfer Pemain
- Travel
- Viral
- Wilayah
- Wisata