Benjamin Netanyahu: Pemimpin Kontroversial yang Kembali Jadi Sorotan Dunia

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel yang menjabat paling lama dalam sejarah negaranya, kembali menjadi perhatian global di tengah situasi geopolitik yang memanas. Sosok yang dijuluki “Mr. Security” ini dikenal karena gaya kepemimpinan keras, kebijakan luar negeri agresif, serta retorika politik yang tajam, terutama soal konflik dengan Palestina dan Iran.


🏛️ Karier Politik Panjang dan Penuh Gejolak

Netanyahu pertama kali menjabat sebagai Perdana Menteri pada 1996. Setelah naik-turun kekuasaan, ia kembali memimpin pada 2009 hingga kini. Di balik popularitasnya di kalangan sayap kanan Israel, ia juga kerap menjadi simbol perpecahan politik internal.

Beberapa hal yang mewarnai kariernya:

  • Pendukung utama perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat

  • Penentang keras kesepakatan nuklir Iran

  • Terlibat dalam kasus korupsi dan penyalahgunaan jabatan (meski belum divonis bersalah)

  • Pendorong normalisasi hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab melalui Abraham Accords


🔥 Konflik Gaza dan Kebijakan Keamanan

Nama Netanyahu kembali mencuat setelah pecahnya konflik terbaru antara Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza. Kebijakan “zero tolerance” terhadap serangan roket dari wilayah Palestina menuai pujian dari dalam negeri, namun juga kritik tajam dari komunitas internasional karena operasi militer besar-besaran yang menyebabkan korban sipil.

Di tengah tekanan global, Netanyahu menyatakan bahwa “Israel akan bertindak tanpa ragu untuk mempertahankan keamanan nasional, tak peduli tekanan dari dunia luar.”


🇮🇱 Pendukung Setia, Kritikus Keras

Bagi para pendukungnya, Netanyahu adalah pemimpin yang mampu menjaga stabilitas keamanan dan memperkuat posisi Israel secara internasional. Namun bagi para pengkritik, ia adalah figur yang memecah belah masyarakat, merusak demokrasi Israel, dan memperburuk relasi dengan Palestina.

Bahkan di dalam negeri, koalisi pemerintahannya rentan goyah akibat ketegangan internal antara kelompok ultra-nasionalis dan faksi moderat.


🧠 Netanyahu: Pragmatis atau Ideologis?

Meski dikenal konservatif, banyak pengamat menyebut Netanyahu sebagai sosok pragmatis, lebih mengutamakan kelangsungan kekuasaan daripada ideologi. Ia kerap mengubah posisi politiknya untuk menjaga koalisi tetap stabil atau meraih dukungan publik.

Sebagai lulusan MIT dan mantan anggota pasukan elite Israel (Sayeret Matkal), Netanyahu dikenal cerdas secara strategi, tetapi juga licin dalam manuver politik.


🏁 Penutup

Benjamin Netanyahu tetap menjadi tokoh sentral dalam politik Israel, baik sebagai negarawan maupun figur kontroversial. Di tengah gejolak Timur Tengah dan ketegangan global, kepemimpinannya menjadi penentu arah kebijakan Israel ke depan—apakah menuju perdamaian yang sulit, atau konflik yang berkepanjangan.

  • Related Posts

    PKH Tahap 3 Cair Agustus 2025: Cek Jadwal, Besaran, dan Cara Penerimaannya

    Jakarta, 11 Agustus 2025 — Pemerintah mulai menyalurkan Program Keluarga Harapan (PKH) tahap 3 untuk periode Juli–September 2025. Pencairan yang berlangsung sepanjang Agustus 2025 ini diharapkan membantu jutaan keluarga penerima…

    Diplomasi Indonesia 2025: Memperkuat Kerja Sama Strategis dengan Negara Besar

    Tahun 2025 menjadi tahun penting bagi diplomasi Indonesia, yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Luar Negeri Sugiono. Fokus diplomasi mengambil pendekatan ekonomi-politik yang terdiversifikasi, mandiri, dan solutif. Indonesia…

    You Missed

    Terbang – Gigi: Harapan untuk Meraih Mimpi

    Unlock the Key – Isyana Sarasvati: Pencarian Kebebasan Batin

    Cerita Cinta – Kahitna: Kehangatan Romansa Anak Muda

    Arema FC Tampil Dominan Saat Menang Telak Atas PSS Sleman

    Bali United Menunjukkan Performa Gemilang Saat Menundukkan Arema FC dengan Skor Meyakinkan

    Hampa Hatiku – Nidji feat. Ariel Noah: Lagu Cinta Penuh Luka