⚡️ Bandung Mulai Operasikan Proyek Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik
🌍 Lokasi & Skala Proyek
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan mitra lokal bekerja sama mengembangkan TPPAS Regional Legok Nangka, terletak di Nagreg, Kabupaten Bandung. Proyek ini dirancang untuk mengolah sampah kota Bandung Raya (termasuk Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi, dan Sumedang) menjadi energi listrik skala besar, dengan kapasitas pengelolaan hingga 2.000 ton sampah per hari dan potensi output listrik sebesar 40 MW ESDM+2Bappeda Jabar+2Detik+2.
🚦 Tahapan Operasional
-
Fase studi & komisioning dijadwalkan berlangsung hingga Agustus 2028.
-
Mulai beroperasi penuh secara komersial ditargetkan pada Februari 2029 Bappeda Jabar.
Meskipun belum menyala penuh sebagai pembangkit listrik, proyek ini telah memasuki tahap persiapan dan uji komisioning, menandai dimulainya bagian penting dari proyek Waste-to-Energy di Bandung.
🔧 Teknologi & Tujuan Strategis
-
PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) yang dikembangkan di Gedebage Bandung dan Legok Nangka menggunakan teknologi incinerator & thermal processing hybrid berbasis “municipal solid waste” (MSW) untuk mengubah sampah padat menjadi listrik WTE Indonesia+2Bappeda Jabar+2Bandung City Official Website+2Detik+4LinkedIn+4WTE Indonesia+4.
-
Pemerintah hadirkan model PLTSa di Kota Bandung sebagai bagian dari Perpres No. 35 Tahun 2018 yang menargetkan pembangunan PLTSa di 12 kota Indonesia, termasuk Bandung sebagai prototipe awal LinkedIn.
💡 Manfaat Sosial dan Lingkungan
Manfaat Utama | Penjelasan |
---|---|
Mengurangi timbunan sampah skala besar | Dengan kapasitas 2.000 ton/hari, proyek ini membantu mengatasi tekanan TPA Legok Nangka dan pembuangan terbuka. |
Energi Bersih dan Mandiri | Produksi 40 MW listrik memperkuat ketahanan energi lokal dengan sumber ramah lingkungan. |
Konservasi Sungai Citarum & Ekosistem | Mengurangi polusi lingkungan dan menjaga kualitas air dengan pengurangan sampah sembarangan. |
✅ Kesimpulan
Bandung tengah memasuki era baru dalam pengelolaan sampah: melalui proyek Waste‑to‑Energy di Legok Nangka, sampah kota tidak lagi menjadi beban, melainkan energi masa depan. Meski pengoperasian komersial masih dalam progress menuju 2029, tahap komisioning telah resmi dimulai. Jika berjalan sesuai rencana, proyek ini bisa menjadi model nasional dalam penerapan PLTSa di kota besar lain di Indonesia.